12/04/2010

Honda Revo Otomatis

Sejak pertama kali diperkenalkan, bebek matik pertama di Indonesia, Honda Revo Techno AT memulai sebuah tren baru dengan mengabungkan kenyamanan khas skutik dengan kelincahan sebuah motor bebek.

Karena suasana padat yang biasa dijumpai di kota besar membuat penggunaan motor bertransmisi otomatis menjadi sebuah tren tersendiri.

Di samping itu, kelincahan sebuah sepeda motor tentu juga memiliki daya tarik. Gabungan dua hal inilah yang ingin dipersembahkan Honda melalui Revo Techno AT.

Tidak mau menunggu lama, detikOto berkesempatan untuk mengetes motor ini menjelajahi belantara Jakarta tanpa pengawalan polisi seperti halnya pengetesan yang biasa dilakukan pabrikan-pabrikan motor.

Revo AT yang mengusung teknologi Continous Variable Automatic (CV-matic) cukup nyaman untuk dikendarai, meski agak terganggu dengan jok yang masih keras seperti Revo standar.

Jalur yang kami pilih untuk menjajal Revo AT bukanlah jalur khusus, melainkan jalur rawan macet khas Jakarta.

Ketika mesin dinyalakan, dapur pacu 110 cc pun berderu. Sekali gas, motor langsung melaju. Ketika pertama kali mencobanya, ada sedikit rasa kagok. Bukan apa-apa, kebiasaan mengoper gigi seperti layaknya motor bebek tidak lagi ditemui di Revo AT.

Footstep bagian kiri yang biasa menjadi tempat perseneling di motor bebek pada umumnya tidak lagi ada.

Tidak lama setelah keluar dari kantor detikcom yang berada di bilangan Pejaten, Jakarta Selatan, kemacetan langsung menghadang.

Di situasi seperti ini transmisi otomatis yang diusung Revo AT terbukti bisa diandalkan. Terlebih kemacetan membuat kita terpaksa harus menerapkan stop&go yang melelahkan. Tapi dengan transmisi otomatis, hal itu sama sekali tidak terjadi.

Mengendarai Revo AT di tengah kemacetan terasa sangat nyaman. Apalagi kelincahan sebuah motor bebek masih ada dalam DNA motor yang mempunyai jarak sumbu roda 1.252 mm ini.

Tak ayal, aksi salap-selip ditengah kemacetan pun jadi lebih enak dilakukan dibanding motor matik seperti skutik. Ground clerance Revo AT setinggi 136 mm pun terasa nyaman. Membuat kaki dapat menapak bumi dengan mantap.

Tidak hanya itu, mesin Honda Revo AT yang mengadopsi sistem pendinginan ganda yakni pendinginan udara untuk CVT dan pendinginan ruang mesin dengan oli sama seperti mesin motor bebek terbukti efektif menjaga temperatur mesin.

Mesin pun jadi tidak mudah panas yang pada akhirnya membuat nyaman pengendara karena tidak merasa kepanasan di bagian kaki tempat mesin berada.

Ketika malam datang dan suasana jalanan mulai lenggang, detiOto mencoba memacu motor yang dijual dengan harga Rp 15,8 juta (on the road DKI Jakarta) ini.

Disini mesin Revo AT yang memiliki daya maksimum sebesar 7,68 PS pada 8.000 rpm dengan torsi sebesar 0,81 kgf.m pada 5.000 rpm berbicara. Meski mengusung transmisi otomatis, Revo AT masih bisa melaju sampai 90 km per jam di Jalan Gatot Subroto yang panjang.

Dan yang paling mengejutkan adalah ketika sudah sampai ke SPBU, sebab bila motor bertransmisi otomatis lain terkesan 'haus' meminum bahan bakar, Revo AT yang mengusung teknologi EFT (Efficient & low Friction Technology) yang berfungsi untuk meminimalkan gesekan antar komponen mesin malah cenderung irit.

Tercatat konsumsi bahan bakar Revo AT bisa sampai 1:52 km per liter. Ini malah lebih irit dibanding motor bertransmisi manual yang rata-rata mengkonsumsi bensin sekitar 1:40an km perliter.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar